| 
Sembahyang dilakukan umat untuk memuja 
                      Tuhan. Banyak macam sembahyang, ditinjau dari kapan 
                      dilakukannya, dengan cara apa, dengan sarana apa dan di 
                      mana serta dengan siapa melakukannya. Kemantapan hati dalam 
                      melakukan sembahyang, membantu komunikasi yang lancar dan 
                      pemuasan rohani yang tiada terhingga. Kemantapan hati itu 
                      hanya dapat kita peroleh apabila kita yakin bahwa cara sembahyang 
                      kita memang benar adanya, tahu makna yang terkandung dari 
                      setiap langkah dan cara. 
Berikut ini adalah pedoman sembahyang yang 
                      telah ditetapkan oleh Mahasabha Parisada Hindu Dharma ke 
                      VI.
 | 
                  | 
Persiapan sembahyang meliputi persiapan lahir dan persiapan 
                      batin. Persiapan lahir meliputi sikap duduk yang baik, pengaturan 
                      nafas dan sikap tangan.  
Termasuk dalam persiapan lahir pula ialah sarana penunjang 
                      sembahyang seperti pakaian, bunga dan dupa sedangkan persiapan 
                      batin ialah ketenangan dan kesucian pikiran. Langkah-langkah 
                      persiapan dan sarana-sarana sembahyang adalah sebagai berikut:
 
| Persiapan sembahyang |   
                  | 
Persiapan sembahyang meliputi persiapan 
                      lahir dan persiapan batin. Persiapan lahir meliputi sikap 
                      duduk yang baik, pengaturan nafas dan sikap tangan.  
Demikian pula persiapan sarana penunjang 
                      sembahyang seperti pakaian, bunga 
                      dan dupa sedangkan persiapan batin ialah ketenangan dan 
                      kesucian pikiran. Langkah-langkah persiapan dan sarana-sarana 
                      sembahyang adalah sebagai berikut: 
 |   
                  | 1. Asuci laksana |   
                  | 
Pertama-tama orang membersihkan badan dengan 
                      mandi. Kebersihan badan dan kesejukan lahir mempengaruhi 
                      ketenangan hati 
 |   
                  | 2. Pakaian |   
                  | 
Pakaian waktu sembahyang supaya 
diusahakan 
                      pakaian yang bersih serta tidak mengganggu 
ketenangan pikiran. 
                      Pakaian yang ketat atau longgar, warna yang 
menyolok hendaknya 
                      dihindari. Pakaian harus disesuaikan dengan dresta
 setempat, 
                      supaya tidak menarik perhatian orang. Maksudnya 
agar tidak mengganggu konsentrasi semua pihak yang sama-sama 
bersembahyang. 
 |   
                  | 3. Bunga dan kawangen |   
                  | Bunga dan kawangen 
                    adalah lambang kesucian, supaya diusahakan bunga yang segar, 
                    bersih dan harum. Jika dalam persembahyangan tidak ada kawangen 
                    dapat diganti dengan bunga. 
 |   
                  | 4. Dupa |   
                  | 
Apinya dupa adalah simbul Sang Hyang 
                      Agni, saksi dan pengantar sembah kita kepada Sang 
                      Hyang Widhi. Setiap yadnya dan pemujaan tidak luput dari 
                      penggunaan api. Hendaknya dupa ditaruh sedemikian rupa sehingga 
                      tidak membahayakan teman-teman kita di sekitar kita. Selesai 
                      persembahyangan sebaiknya dupa dipadamkan dan dibuang di tempat yang disediakan. |   
                  |  |   
                  | 5. Tempat Duduk |   
                  | 
Tempat duduk hendaknya diusahakan tempat 
                      duduk yang tidak mengganggu ketenangan untuk sembahyang. 
                      Arah duduk ialah menghadap pelinggih. Setelah persembahyangan 
                      selesai usahakan berdiri dengan rapi dan sopan sehingga 
                      tidak mengganggu orang yang masih duduk sembahyang. Jika 
                      mungkin agar mempergunakan alas duduk seperti tikar dan 
                      sebagainya |   
                  |  |   
                  | 6. Sikap duduk |   
                  | 
Sikap duduk dapat dipilih sesuai dengan 
                      tempat dan keadaan serta tidak mengganggu ketenangan hati. 
                      Sikap duduk yang baik untuk pria ialah sikap padmasana 
                      yaitu sikap duduk bersila dan badan tegak lurus. Sikap duduk 
                      bagi wanita ialah sikap bajrasana yaitu sikap 
                      duduk bersimpuh dengan dua tumit kaki diduduki. Dengan sikap 
                      ini badan menjadi tegak lurus. Kedua sikap ini sangat baik 
                      untuk menenangkan pikiran. |   
                  |  |   
                  | 7. Sikap tangan |   
                  | 
Sikap tangan yang baik pada waktu sembahyang 
                      ialah cakup ing kara kalih yaitu kedua telapak 
                      tangan dikatupkan diletakkan di depan ubun-ubun. Bunga 
                      atau kawangen dijepit pada ujung 
                      jari. |  | 
                  | 
Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang 
                      sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih  
                      atau seorang Pemangku  adalah seperti berikut 
                      ini:
 
| Urut-urutan Sembahyang |   
                  | 
Urutan-urutan sembah baik pada waktu sembahyang 
                      sendiri ataupun sembahyang bersama yang dipimpin oleh Sulinggih 
                      atau seorang Pemangku adalah seperti di bawah ini: |   
                  |  |   
                  | 1. Sembah puyung (sembah dengan tangan 
                    kosong) |   
                  | 
                      
 
                        | Mantram: | artinya: |   
                        | Om atma tattvatma 
                          suddha mam svaha. | Om atma, atmanya kenyataan ini, bersihkanlah 
                          hamba. |  |   
                  |  |   
                  | 2. Menyembah Sanghyang Widhi sebagai 
                    Sang Hyang Aditya |   
                  | 
                      
 
                        | Mantram: | Artinya: |   
                        | Om Aditisyaparamjyoti, rakta teja namo'stute,
 sveta pankaja madhyastha,
 bhaskaraya namo'stute
 
 | Om, sinar surya yang maha hebat, Engkau bersinar merah,
 hormat padaMu, Engkau yang berada di tengah-tengah teratai putih,
 Hormat padaMu pembuat sinar.
 
 |   
                        | Sarana | bunga |  |   
                  |  |   
                  | 3. Menyembah Tuhan sebagai Ista Dewata 
                    pada hari dan tempat persembahyangan |   
                  | 
Ista Dewata artinya Dewata yang 
                      diingini hadirnya pada waktu pemuja memuja-Nya. Ista Dewata 
                      adalah perwujudan Tuhan dalam berbagai-bagai wujud-Nya seperti 
                      Brahma, Visnu, Isvara, Saraswati, Gana, dan 
                      sebagainya. Karena itu mantramnya bermacam-macam sesuai 
                      dengan Dewata yang dipuja pada hari dan tempat itu. Misalnya 
                      pada hari Saraswati yang dipuja ialah Dewi  Saraswati 
                      dengan Saraswati Stawa. Pada hari lain dipuja Dewata 
                      yang lain dengan stawa-stawa yang lain pula.  
Pada persembahyangan umum seperti pada persembahyangan hari 
                       Purnama dan Tilem, Dewata yang dipuja adalah 
                      Sang Hyang Siwa yang berada dimana-mana. Stawanya 
                      sebagai berikut:
 
 |   
                  | 
                      
 
                        | Mantra | Artinya: |   
                        | Om nama deva adhisthannaya, sarva vyapi vai sivaya,
 padmasana ekapratisthaya,
 ardhanaresvaryai namo namah
 
 | Om, kepada Dewa yang bersemayam 
                          pada tempat yang tinggi, kepada Siwa yang sesungguhnyalah 
                            berada dimana-mana,
 kepada Dewa yang yang bersemayam 
                            pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat,
 kepada Adhanaresvari, hamba menghormat
 |   
                        | Sarana | kawangen |  |   
                  |  |   
                  | 4. Menyembah Tuhan sebagai Pemberi 
                    Anugrah |   
                  | 
                      
 
                        | Mantra | Artinya: |   
                        | Om anugraha manohara, devadattanugrahaka,
 arcanam sarvapujanam
 namah sarvanugrahaka.
 Deva devi mahasiddhi,
 yajnanga nirmalatmaka,
 laksmi siddhisca dirghayuh,
 nirvighna sukha vrddhisca
 
 
 | Om, Engkau yang 
                          menarik hati, pemberi anugerah, anugerah pemberian dewa,
 pujaan semua pujaan,                          hormat pada-Mu pemberi semua anugerah.
 Kemahasidian Dewa dan Dewi, berwujud yadnya, pribadi 
                          suci,                          kebahagiaan, kesempurnaan, panjang umur, bebas dari 
                          rintangan, kegembiraan dan kemajuan
 
 |   
                        | Sarana | bunga |  |   
                  |  |   
                  | 5. Sembah puyung (Sembah dengan tangan 
                    kosong) |   
                  | 
                      
 
                        | Mantram: | artinya: |   
                        | Om deva suksma paramacintyaya 
                          nama svaha | Om, hormat pada Dewa yang tak terpikirkan, 
                          yang maha tinggi, yang gaib. |  |   
                  | Setelah persembahyangan selesai dilanjutkan dengan mohon tirta 
                    dan bija.
 |  | 
0 komentar:
Posting Komentar